Eksistensialisme di Balik Ngeslot: Jeritan Sunyi dari Dunia yang Absurd

Eksistensialisme di balik fenomena ngeslot: Mengapa orang tetap melakukannya meskipun merugikan? Sebuah refleksi kritis tentang harapan, kehampaan


Ngeslot, siapa yang tidak kenal? Nama boleh berganti-ganti, ikon bisa berubah, tapi intinya tetap: haram, bodoh, dan merusak. Tidak ada ceritanya orang ngeslot bisa bathi secara konsisten. Tapi di balik kebodohan itu, ada sisi lain yang pantas kita renungi. Bukan untuk membela, tapi untuk memahami: mengapa orang tetap melakukannya?

Eksistensialisme: Mencari Makna di Dunia yang Kosong

Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang meyakini bahwa hidup tidak punya makna bawaan. Manusia harus menciptakan sendiri makna dari hidupnya. Jean-Paul Sartre, Albert Camus, dan Heidegger adalah nama-nama besar dalam filsafat ini. Mereka tidak menawarkan pelarian, tapi justru memaksa manusia bertanggung jawab atas eksistensinya di dunia yang absurd.

Ngeslot: Antara Harapan dan Kekosongan

Bagi sebagian orang, ngeslot bukan hanya soal uang. Ada sensasi, harapan, dan semacam mimpi semu. Dalam dunia yang terasa tidak adil, slot online menawarkan kemungkinan instan untuk membalik nasib. Meski probabilitasnya nyaris nol, tetap saja dicoba, lagi dan lagi. Ini mirip dengan tokoh Sisyphus dalam tulisan Camus—terus mendorong batu ke atas bukit meskipun tahu itu akan jatuh lagi.

Pencarian Eksistensi Melalui Validasi Sosial

Menurut Sartre, "neraka adalah orang lain." Tapi ironisnya, manusia juga sangat mendambakan pengakuan dari orang lain. Di sinilah ngeslot berperan: menang sedikit, lalu dipamerkan di status WhatsApp, diunggah di grup, dijadikan bukti “aku juga bisa sukses.” Ini bukan sekadar judi, tapi upaya eksistensial: ingin dianggap ada, ingin diakui eksistensinya.

Kebebasan Memilih, dan Konsekuensinya

Eksistensialisme menekankan kebebasan memilih. Dalam hal ini, orang yang ngeslot, meski tahu risikonya, tetap melakukannya karena merasa itulah satu-satunya bentuk kendali yang mereka punya dalam hidup. Tapi kebebasan tanpa tanggung jawab adalah ilusi. Sartre berkata: kita bebas, tapi kita juga harus bertanggung jawab atas pilihan kita. Dan itu termasuk ketika pilihan kita menghancurkan diri sendiri.

Pelarian dari Hidup yang Tak Memberi Harapan

Ngeslot bisa jadi adalah bentuk pelarian dari hidup yang stagnan: kerja keras tak cukup, harga naik, mimpi makin jauh. Di tengah kehampaan itu, slot menawarkan fatamorgana—palsu, tapi menggoda. Seperti orang yang haus di gurun, tetap meminum ilusi, hanya demi merasakan “hidup” sesaat.

Mungkin ngeslot itu bodoh. Tapi dalam kebodohan itu, ada jeritan sunyi manusia yang cuma ingin merasa: aku ini ada, aku ini hidup, dan aku ini diakui.

Penutup

Kita tidak sedang membela, apalagi menyarankan. Ngeslot merusak, dan harus dilawan. Tapi memahami alasan di baliknya membuat kita lebih bijak dalam mencari solusi. Bukan hanya dengan larangan, tapi juga dengan memberi ruang hidup yang lebih bermakna bagi mereka yang terpinggirkan. Karena terkadang, yang mereka cari bukan uang, tapi eksistensi.

Hidup ini absurd, tapi jangan sampai eksistensi kita cuma ditentukan oleh angka acak dari mesin digital.